Variabel karakteristik individu yang perlu dipahami
Tiap individu memiliki perbedaan dalam merespon
terhadap sesuatu maupun prilaku. Maka setiap pemimpin organisasi penting
sekali memahami karakteristik individu yang menjadi anggota organisasinya sehingga
dapat dengan lebih mudah memprediksi prilaku mereka.
Berbagai variabel karakteristik yang perlu
dipahami antara lain karakteristik biografi/cirri-ciri biologis, kemampuan,
kepribadian, dan pembelajaran/belajar
1. Karakteristik biografi/ciri-ciri biologis
·
Umur
Umur mempunyai hubungan positif dengan tingkat keluar
masuknya pegawai, produktivitas dan kepuasan kerja.
·
Jenis kelamin
Tidak ada perbedaan antara pria dan wanita dalam
produktivitas. Biasanya wanita memiliki tingkat kemangkiran lebih tinggi dari
pria.
·
Status perkawinan
Hasil riset menunjukan bahwa pegawai berkeluarga
absennya lebih rendah dan juga mengalami pergantian yang rendah serta cenderung
lebih puas daripada yang belum berkeluarga.
·
Jumlah tanggungan
Jumlah anak yang dimiliki oleh perkerja berhubungan
erat dengan tingkat absensi dan kepuasan kerja.
·
Masa kerja
Ada korelasi positif antara senioritas dengan
produktifitas kerja dan kepuasan kerja. Sementara senioritas memiliki korelasi
negative dengan tingkat kemangkiran dak korelasi pegawai.
2. Kemampuan
Kemampuan adalah suatu kapasitas yang dimiliki oleh
seorang individuuntuk mengerjakan berbagai tugas suatu pekerjaan (Robbins,
2001). Ada dua jenis kemampuan yaitu:
1)
Kemampuan intelektual yaitu kemampuan yang diperlukan
untuk melakukan atau menjalankan kegiatan mental. Robbins (2001) mencatat 7
dimensi yang memebentuk kemampuan intelektual yaitu:
a. Kecerdasan
numeric
b. Pemahaman
verbal
c. Kecepatan
perceptual
d. Penalaran
induktif
e. Visualisasi
ruangan
f. Ingatan
2). Kemampuan
fisik yaitu kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas yang menuntut daya
stamina, kecekatan dan keterampilan.
Kemampuan
intelektual berperan besar dalam pekerjaan yang rumit, sedangkan kemampian
fisik hanya menguras kapabilitas fisik.
3. Kepribadian (traits)
Kepribadian adalah keseluruhan cara bagaimana individu
bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain yang digambarkan dalam bentuk
sifat-sifat yang dapat diukur dan dilihatkan seseorang (Umar Nimran, 1999). Faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap kepribadian seseorang oleh Robbins dikatakan ada 3
yaitu:
1). Keturunan.
Bahwa kepribadian seseorang dibentuk karena factor orang tua.
2)
Lingkungan. Kepribadian seseorang banyak disumbang
oleh lingkungannya seperti: budaya, norma keluarga, teman dan kelompok sosial
lainnya.
3)
Factor yang lainnya adalah situasi.
Ciri-ciri kepribadian yang popular oleh Umar Nimran
(1999) disebutkan antara lain: agresif, pemalu, pasrah, malas, setia, ambisus,
setia, jujur.
Factor-faktor situasional yang mempengaruhi prilaku
individu menurut Edward G. Samson dalam Jalaludin, 1985 merangkum factor
situasioanl tersebut sebagai berikut:
a) Aspek
objektif dari lingkunan
·
Factor ekologi
·
Factor desain dan arsitektural
·
Factor temporal
·
Analisis suasana perilaku
·
Factor teknologis
·
Factor sosial ( struktur organisasi, sistem peranan,
struktur kelompok, karakteristik populasi)
b)
Lingkungan psikososial seperti di persepsi kita
·
Iklim organisasi dan kelompok
·
Ethos dan iklim institusional dan kultiral
c)
Stimulus yang mendorong dan memperteguh prilaku
·
Orang lain
·
Situasi pendorong prilaku
Lima besar dimensi kepribadian menurut Kreitner
dan Kinicki (2003) yang berkorelasi positif dengan prestasi kerja pegawai
yaitu:
a. Wawasan
ekstra
b. Ramah
c. Teliti
d. Stabilitas
e. Keterbukaan
pada pengalaman
Atribut kepribadian yang mempengaruhi perilaku
keorganisasian oleh Robbins (2001) adalah berikut:
1) Sumber
kendali, terdiri dari internal, eksternal dan machiavellianisme (fragmatis)
2) Penghargaan
diri
3) Pemantauan
diri
4) Pengambilan
resiko
5) Tipe
kepribadian
Sedangkan Holland dalam Haryono (2001) memformulasikan
tipe-tipe kepribadian sebagai berikut:
1) Tipe
realistic
2) Tipe
investigative
3) Tipe artistic
4) Tipe sosial
5) Tipe
enterprising
6) Tipe
convensional
4. Pembelajaran/belajar
Pembelajaran/belajar dalam perspektif prilaku
keorganisasian adalah proses perubahan yang relative konstan dalam tingkah laku
yang terjadi karena pengalaman atau pelatihan (robbins, 2001). Ada 3 teori yang
disampaikan robbins untuk menjelaskan bagaimana orang mendapatkan pola-pola
prilaku yaitu sebagai berikut:
1)
Pengondisian Klasik
Pengondisian dimana respon seseorang terhadap stimulus
tak selalu menghasilkan sutau tanggapan tertentu.
2)
Pengkondisian Operan
Bahwa prilaku adalah fungsi dari akibat itu sendri.
Orang belajar berprilaku dalam rangka mendapat sesuatu yang diinginkan /
menghindari sesuatu yang tidak diinginkan.
3)
Teori Pembelajaran Sosial
Orang dapat belajar langsung dari observasi atau
pengamatan da pengalaman langsung.
4 proses untuk menentukan pengaruh suatu model pada
seorang individu menurut Robbins (2001) yaitu:
a. Proses
perhatian
b. Proses
penahanan/ingatan
c. Proses reproduksi
motor
d. Proses
penguatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar